Cara Menyampaikan Kritik Tanpa Menyakiti
Memberikan kritik adalah bagian penting dari komunikasi, baik di sekolah, tempat kerja, maupun kehidupan sehari-hari. Namun sering kali, kritik yang disampaikan dengan cara yang salah justru membuat orang lain tersinggung, sakit hati, atau defensif.

Salah satu teknik komunikasi yang efektif untuk menyampaikan kritik adalah SBI – Situation, Behavior, Impact. Teknik ini membantu kita berbicara dengan jelas, fokus pada fakta, dan menghindari menyerang pribadi orang lain.
Apa Itu SBI?
SBI adalah singkatan dari:
- Situation (Situasi)
Jelaskan situasi atau konteks saat perilaku itu terjadi. Ini membantu orang yang dikritik memahami kapan dan di mana hal itu terjadi. - Behavior (Perilaku)
Sampaikan perilaku yang Anda amati, tanpa menambahkan penilaian atau asumsi. Fokus pada apa yang terlihat atau terdengar, bukan pada karakter atau niat orang tersebut. - Impact (Dampak)
Jelaskan dampak dari perilaku tersebut, baik pada Anda, kelompok, atau hasil kerja. Dengan mengetahui dampaknya, orang akan lebih memahami alasan di balik kritik.
Mengapa SBI Efektif?
- Spesifik – Kritik menjadi jelas, tidak mengambang.
- Fokus pada perilaku, bukan pribadi – Mengurangi rasa diserang.
- Mendorong perubahan – Penerima kritik lebih mudah menerima dan memperbaiki diri.
🎯 Contoh 1: Kritik saat presentasi
❌ Salah:
“Kamu selalu bikin kacau kalau presentasi. Suaramu berantakan!”
✅ Benar (SBI):
Situation: “Saat presentasi kelompok tadi pagi...”
Behavior: “...suaranya terlalu pelan dan beberapa kali tidak melihat audiens.”
Impact: “Akibatnya sebagian teman tidak bisa mengikuti isi presentasimu dengan baik.”
🎯 Contoh 2: Kritik saat mengumpulkan tugas
❌ Salah:
“Kamu malas, tugasmu selalu telat!”
✅ Benar (SBI):
Situation: “Saat pengumpulan tugas desain minggu lalu...”
Behavior: “...kamu mengumpulkan 2 hari setelah tenggat waktu.”
Impact: “Hal itu membuat saya kesulitan menilai karena jadwal penilaian jadi mundur.”
🎯 Contoh 3: Kritik saat bekerja kelompok
❌ Salah:
“Kamu egois, nggak pernah dengerin teman!”
✅ Benar (SBI):
Situation: “Saat diskusi kelompok kemarin siang...”
Behavior: “...kamu berbicara terus tanpa memberi kesempatan teman lain menyampaikan pendapat.”
Impact: “Akhirnya ide-ide dari teman lain tidak sempat dibahas.”
🎯 Contoh 4: Kritik tentang kerapihan
❌ Salah:
“Kamu jorok, meja kamu selalu berantakan!”
✅ Benar (SBI):
Situation: “Hari ini setelah jam pelajaran selesai...”
Behavior: “...saya melihat banyak kertas berserakan di mejamu dan tidak dibereskan.”
Impact: “Hal ini membuat kelas terlihat kotor dan tidak nyaman bagi kelompok berikutnya.”
🎯 Contoh 5: Kritik saat ujian praktik
❌ Salah:
“Kamu bodoh, cara kamu salah total!”
✅ Benar (SBI):
Situation: “Saat ujian praktik Blender tadi pagi...”
Behavior: “...kamu memulai modeling tanpa membuat referensi gambar terlebih dahulu.”
Impact: “Akibatnya bentuk objek menjadi tidak simetris dan hasil akhir kurang sesuai.”
Dengan pola ini, kritik terdengar lebih fakta, spesifik, dan fokus pada perilaku, sehingga murid tidak merasa diserang pribadinya.
Tips Menggunakan SBI
- Tetap tenang saat menyampaikan kritik.
- Gunakan bahasa yang netral dan hindari kata-kata yang menghakimi.
- Berikan saran perbaikan setelah menyampaikan dampak, agar kritik menjadi konstruktif.
Kesimpulan
Menyampaikan kritik tidak harus membuat orang lain sakit hati. Dengan teknik SBI (Situation – Behavior – Impact), kita bisa memberikan umpan balik dengan cara yang jelas, objektif, dan membantu orang lain berkembang.