Kecoak makin cerdas

Upaya pengendalian hama dengan memberikan racun yang dicampur gula malah berdampak pada evolusi kecoak Jerman. Beberapa kecoak telah berevolusi dan tidak suka lagi pada rasa manis gula, sehingga mereka menolak memakan racun yang dicampur gula.

Kecoak makin cerdas
Ilustrasi kecoa yang dibuat memakai AI.

Kecoak sering dianggap sebagai musuh manusia. Berbagai upaya telah dilakukan manusia untuk mengurangi populasi kecoak di lingkungannya, misalkan dengan racun. Beberapa produsen membuat racun yang terasa manis. Awalnya, ini berhasil, sampai kemudian para kecoak mampu beradaptasi.

Sebagai informasi, kecoak jantan memiliki beberapa cara untuk memikat kecoak betina agar mau dikawini. Salah satunya adalah dengan memancarkan bau feromon dari kelenjar mereka yang dapat menarik perhatian kecoak betina. Di Jerman, Kecoak jantan biasanya mengeluarkan cairan manis di punggung mereka untuk menarik perhatian kecoak betina. Cairan ini disebut “hadiah perkawinan” dan berfungsi sebagai makanan dan sinyal kawin.

Namun, upaya pengendalian hama dengan memberikan racun yang dicampur gula ini malah berdampak pada evolusi kecoak Jerman. Beberapa kecoak telah berevolusi dan tidak suka lagi pada rasa manis gula, sehingga mereka menolak memakan racun yang dicampur gula tersebut.

Ketika kecoak jantan memberikan hadiah perkawinan yang berisi gula pada kecoak betina yang tidak suka pada rasa manis gula, maka kecoak betina akan langsung meninggalkannya dan tidak mau meneruskannya dengan berhubungan seks. Hal ini menjadi masalah bagi kecoak Jerman yang mengalami kesulitan untuk bereproduksi.

Kecoak Jerman yang cerdik telah menemukan solusi dengan mengubah resep hadiah perkawinan mereka. Kecoak jantan mengurangi jumlah gula dalam cairan manis yang mereka berikan dan menambahkan gula jenis lain yang tidak cepat dipecah menjadi gula sederhana seperti glukosa. Dengan demikian, hadiah perkawinan tetap manis tanpa menimbulkan rasa pahit pada kecoak betina yang tidak suka pada gula.

Kecoak jantan juga berhasil mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mengunci organ reproduksi kecoak betina, sehingga kecoak betina tidak sempat mencicipi hadiah perkawinan yang berisi gula dan langsung memutuskan untuk berhubungan seks dengan kecoak jantan.

Hal ini menunjukkan betapa cerdiknya kecoak Jerman dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang selalu berubah. Jadi, bahkan jika kita menemukan cara baru untuk mengendalikan kecoak Jerman, kemungkinan besar mereka akan tetap mampu bertahan dan berkembang biak.

Satu lagi keistimewaan kecoak. Karena kecoak mempunyai tubuh sederhana dan siklus hidup yang singkat, maka kecoak adalah salah satu binatang yang bisa bertahan hidup pada lingkungan yang terpapar radiasi nuklir.